Minggu, 05 Februari 2012

Bondol jawa

Lonch leucog 071127-1950 tdp.jpgBondol jawa adalah sejenis burung kecil pemakan padi dan biji-bijian. Burung ini juga disebut dengan nama lain seperti pipit bondol, piit bondol, emprit bondol dan lain-lain, mengikuti suara yang dihasilkannya. Nama ilmiahnya adalah Lonchura leucogastroides. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut sebagai Javan Munia.
Burung kecil, dari paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Burung dewasa dominan coklat tua di punggung, sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa coretan-coretan. Muka, leher dan dada atas berwarna hitam; dada bawah, perut dan sisi tubuh putih bersih, nampak kontras dengan bagian atasnya. Sisi bawah ekor kecoklatan. Burung muda dengan dada dan perut coklat kekuningan kotor. Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya.Iris mata coklat; paruh bagian atas kehitaman, paruh bawah abu-abu kebiruan; kaki keabu-abuan.
Burung yang sering ditemui di lingkungan pedesaan dan kota, terutama di dekat persawahan. Memakan padi dan aneka biji-bijian, bondol jawa kerap mengunjungi sawah, padang rumput, lapangan terbuka bervegetasi dan kebun. Burung ini sering turun ke atas tanah atau berayun-ayun pada tangkai bunga rumput memakan bulir biji-bijian.
Bondol jawa umumnya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, termasuk bercampur dengan jenis bondol lainnya seperti dengan bondol peking (L. punctulata). Kelompok pada mulanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi kelompok ini dapat membesar mencapai ratusan ekor. Nampak menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar seperti ini dapat menjadi hama yang sangat merugikan petani padi.
Bondol jawa. Darmaga, Bogor.Burung ini sering bersarang di pekarangan dan halaman rumah, di pohon-pohon yang bertajuk rimbun, pada ketinggian 2 – 10 m di atas tanah. Sarang berupa bola yang dibangun dari daun dan bunga rumput berlapis-lapis, diletakkan tersembunyi di antara daun-daun dan ranting, atau di celah tangkai daun palma. Tercatat berbiak di sepanjang tahun, setiap kali bertelur bondol jawa meletakkan 4-5 butir telur yang berwarna putih. Besarnya sekitar 14 x 10 mm.Sarang bondol jawa,dipohon jambu semarangBerbunyi halus, cri-ii, cri-i.. atau ci-ii..; dan pit.. pit.. . Namun dalam kelompok, terutama ketika bertengger bersama, suara-suara ini jadi cukup membisingkan. Demikian pula suara anak-anaknya yang baru menetas.
Bondol jawa terutama tersebar di Jawa dan Bali, hingga ketinggian 1.500 m dpl. Juga didapati di Lombok, Sumatra bagian selatan, dan diintroduksi ke Singapura.

Bondol peking

Lonch punctu 071126-1775 tdp.jpgBondol peking atau pipit peking (Lonchura punctulata) adalah sejenis burung kecil pemakan padi dan biji-bijian. Nama punctulata berarti berbintik-bintik, menunjuk kepada warna bulu-bulu di dadanya.
Orang Jawa menyebutnya emprit peking, prit peking; orang Sunda menamainya piit peking atau manuk peking, meniru bunyi suaranya. Di Malaysia burung ini disebut pipit pinang, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Scaly-breasted Munia --lagi-lagi terkait dengan bintik di dadanya yang mirip gambaran sisik.
Burung yang berukuran kecil, dari paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Burung dewasa berwarna coklat kemerahan di leher dan sisi atas tubuhnya, dengan coretan-coretan agak samar berwarna muda. Sisi bawah putih, dengan lukisan serupa sisik berwarna coklat pada dada dan sisi tubuh. Perut bagian bawah sampai pantat putih. Burung muda dengan dada dan perut kuning tua sampai agak coklat kotor. Jantan tidak berbeda dengan betina dalam penampakannya.
Iris mata coklat gelap; paruh khas pipit berwarna abu-abu kebiruan; kaki hitam keabu-abuan.
Bondol peking sering ditemui di lingkungan pedesaan dan kota, terutama di dekat persawahan atau tegalan. Makanan utama burung ini adalah aneka biji rumput-rumputan termasuk padi. Oleh sebab itu bondol peking kerap mengunjungi sawah, padang rumput, lapangan terbuka bervegetasi dan kebun.
Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, bondol peking sering teramati bergerombol memakan bulir biji-bijian di semak rerumputan atau bahkan turun ke atas tanah. Kelompok ini umumnya lincah dan bergerak bersama-sama, sambil terus berbunyi-bunyi saling memanggil.
Lonch punctu 071126-1777 tdp.jpgBunyi dua suku, ki-dii, ki-dii..; panggilan ki-ii.. atau ckii, ckii..; dan suara tanda bahaya tret.. tret.. .
Burung ini tidak segan untuk bercampur dengan jenis bondol lainnya, seperti dengan bondol jawa (L. leucogastroides) atau yang lain. Kelompok bondol ini pada awalnya mungkin hanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi dapat membesar hingga mencapai ratusan ekor. Terlihat menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon-pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar semacam ini dapat menimbulkan kerugian yang besar kepada para petani.
Bondol peking. Darmaga, Bogor.Bondol peking kerap menghuni kebun, pekarangan dan tepi jalan. Seperti tercermin dari namanya di Malaysia, bondol ini sering memilih pohon pinang atau palma lainnya, pohon atau semak yang tinggi, untuk tempatnya bersarang. Sarang berbentuk bola atau botol dibangun dari rerumputan, diletakkan tersembunyi di antara daun-daun dan ranting. Telurnya berwarna putih, 4-6(-10) butir, masing-masing berukuran sekitar 15 x 11 mm. Berbiak di sepanjang tahun.

Bondol rawa

Bondol rawa (Lonchura malacca) adalah sejenis burung kecil pemakan biji-bijian yang tergolong dalam suku Estrildidae. Sebelumnya, burung ini dimasukkan sebagai anggota suku Ploceidae. Asal-usul bondol rawa adalah dari India dan Sri Lanka, namun kini telah diintroduksi ke Australia, Hispaniola, Honduras, Jamaika, Jepang, Kuba, Portugal, Puerto Rico, Hawaii dan Venezuela. Dalam bahasa Inggris, burung pipit ini dikenal sebagai Tricoloured Munia.
Bondol rawa sering tampak menggerombol dalam jumlah besar, terbang atau hinggap memakan biji rumput-rumputan. Sesuai dengan sebutannya, bondol rawa terutama menghuni paya atau padang rumput berawa, atau di hutan di sekitar persawahan. Musim kawin terutama berlangsung antara Juni – Oktober. Telur berjumlah 5–7 butir, putih, disimpan dalam sarang dari rerumputan kering berbentuk bola, yang dibangun di semak-semak atau di antara batang-batang rumput tinggi.

Jumat, 03 Februari 2012

White-headed Munia

bondol_haji01.jpgEmprit Haji atau Lonchura maja adalah burung yang termasuk dalam marga pipit hidup di Semenanjung Melayu dan Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau di sekitarnya. Burung ini dinamakan emprit haji karena pada bagian kepala hewan ini berwarna putih yang seolah memakai peci putih yang dalam masyarakat Indonesia dipakai setelah pulang dari haji.
Bertubuh kecil (11 cm), burung ini berwarna putih coklat seperti finch. Mirip dengan chesnut Munia namun pucat coklat dan seluruh kepala dan tenggorokan putih. Burung muda berwarna coklat pada bagian atas badannya dengan hamster dan wajah mengkilap. Iris-coklat; kaki-biru. Adapun suaranya pucat berbunyi : bernada tinggi 'pee-pee'. Di Jawa dan Bali ini adalah burung yang cukup umum dan luas sampai 1500 m. Kebiasaan emprit ini sering mengunjungi rawa-rawa dan sawah, emprit ini suka memakan padi.
bondol_haji03.jpgbondol_haji05.jpg


bondol_haji04.jpg

Bondol dwiwarna

Picking Lantana flowers, presumably for the nectarBondol dwiwarna adalah burung kecil yang termasuk marga lonchura yang ditemukan di selatan dan tengah Afrika. Burung ini memiliki tingkat pergerakan global yang diperkirakan sampai 4.200.000 km².
Bondol dwiwarna ditemukan di savana lembap dan subtropis / tropis habitat hutan dataran rendah lembap. Hewan ini dikenal makan ganggang.
Bondol dwiwarna diperkenalkan ke Eropa pertama kalinya pada tahun 1888. Ini adalah subspesies Lonchura bicolor poensis, disebut Gitterflügelelsterchen, yang terletak di sayap titik putih banyak, sehingga gambar kotak putih dibuat. Pada tahun 1895, subspesies Lonchura bicolor nigriceps diperkenalkan, dikenal kastanye-cokelat sayap dan punggung merah marun di Jerman sebagai Braunrückenelsterchen

Bondol Cokelat

Bondol cokelat, Lonchura atricapilla jagori dari Cebu, FilipinaBondol cokelat (Lonchura atricapilla) adalah sejenis burung kecil pemakan biji-bijian yang tergolong dalam suku Estrildidae. Sebelumnya, burung ini dianggap sebagai anak jenis dari bondol rawa, Lonchura malacca atricapilla; dan sebelumnya pula, dimasukkan sebagai anggota suku Ploceidae. Burung ini diketahui hidup tersebar mulai dari India, Nepal, Bangladesh, Burma, Cina, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Semenanjung Malaya, Indonesia, dan Filipina. Di Indonesia, burung ini didapati di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sekitarnya (Togian, Muna, Buton, Banggai), Halmahera, dan Ambon.
Dalam bahasa Inggris, bondol cokelat dikenal sebagai Chestnut Munia atau Black-headed Munia. Burung ini dahulu merupakan burung nasional Filipina, yang kini digantikan oleh rajawali Filipina

PIPIT

Bondol peking, Lonchura punctulata dari Darmaga, Bogor.Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia. Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari suku Passeridae yang lebih luas. Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.
Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki oleh Nesocharis shelleyi yang panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.
Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.
Burung pipit yang gemar mengelompok dan hidup di habitat terbuka, seperti persawahan, padang rumput, paya, dan sabana. Terutama bersifat pemakan biji-bijian, pipit ini sering terlihat turun ke tanah atau makan di rerumputan tinggi. Beberapa spesiesnya tercatat juga memakan alga seperti Spirogyra.
Sarangnya terbuat dari rumput-rumputan yang dianyam membentuk bulatan besar serupa bola tertutup, tempat menyimpan 4-10 butir telurnya yang berwarna keputih-putihan. Beberapa spesies juga memiliki pohon tenggeran tempat burung-burung ini melewatkan malam secara bersama-sama.
Burung-burung bondol memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang kurang lebih serupa, kecil namun tegap, berparuh pendek-tebal, berekor relatif pendek. Panjang tubuh umumnya sekitar 10–12 cm. Warna bulunya merupakan kombinasi antara coklat, hitam dan putih, serupa saja di antara burung jantan dan betina; burung-burung muda berwarna lebih pucat atau suram.
Kemiripan di antara anggota-anggota marga ini dan adanya anak jenis (subspesies) yang memiliki suara dan warna berbeda, mengindikasikan kemungkinan adanya ras atau anak jenis yang layak dipertimbangkan sebagai spesies tersendiri. Bondol afrika dan bondol india kini telah dianggap sebagai jenis terpisah, begitu pula dua ras  bondol coreng.
Jenis-jenis pipit sering ditangkap orang untuk dipelihara, sebagian di antaranya bahkan telah menjadi komoditas perdagangan yang populer. Pipit yang kemudian dilepaskan, atau tak sengaja terlepas, dari kandang, di beberapa tempat kemudian berhasil membentuk populasi burung lepasan yang meliar (feral). Contohnya adalah bondol peking di Kalimantan.